Monday, September 14, 2009

[project jurnal warung kopi] jurnal#1 when they forgetting you part 1

Rabu, 22 Oktober 2008
Selama 5 tahun pengabdiannya untuk tim futsal fakultas Nikolas telah memberikan sedikitnya 10 gelar juara, dia bermain di lebih dari 20 final yang dijalani tim dalam 5 tahun terakhir. Nikolas, ejaannya memang N-I-K-O-L-A-S, adalah kapten terbaik yang pernah dimiliki tim. Defender yang menjadi teladan baik di dalam maupun diluar lapangan, walau dia tak boleh dijadikan teldan dalam hal belajar. Disaat teman-teman seangkatannya sibuk mengurus skripsi untuk kelulusan, Nikolas lebih memilih membela tim di kejuaran kecil antar fakultas ekonomi yang berakhir tragis, kalah di perempat final. Karena itulah setelah 6 tahun 6 tahun kuliah Nikolas baru lulus.
Nikolas adalah rekor berjalan kami. Dia adalah kapten yang paling banyak mengangkat piala bagi kami, dari piala kejuaran kecil antar fakultas di UNPAD hingga piala invitasi sepakbola universitas se asia pasifik di Jepang. Dia pengoleksi kartu kuning dan merah terbanyak sepanjang sejarah, dengan aku membuntuti sebagai pengoleksi terbanyak urutan kedua dalam tim. Nikolas jugalah pemilik Caps terbanyak tim, kami bahkan tak bisa lagi menghitung berapa pertandingan resmi yang ia jalani, estimasi kami diatas 300 pertandingan, dengan asumsi rata-rata 60 pertandingan kompetisi dalam setahun. Jika Inter Milan punya Javier Zanneti dan AC Milan punya Paolo Maldini, maka FE UNPAD punya Nikolas, hanya Nikolas tanpa nama belakang.
Hari ini kami melepas sang legenda hidup, setelah setahun yang lalu mengundurkan diri dari tim akhirnya minggu lalu Nikolas diwisuda. Bulan depan rencananya ia akan pergi menuju London, meneruskan studi ekonomi makronya, akhirnya ia lebih memilih pendidikan daripada sepakbola, hal yang selama ini menjadi bagian terpenting hidupnya, tawaran bermain di liga pro futsal ia tolak.
Sampai permainan terakhirnya pun Nikolas tetap bermain layaknya juara, dia sulit dilewati striker-striker lawan dan serang balik melalui Nikolas hampir selalu berbuah gol, dia lah maestro lini belakang tim kami. Sekarang kami akan kesulitan mencari gantinya, namun biarkanlah ia pergi ke London dengan tenang. Selamat tinggal Nikolas, kami takkan melupakan pengabdianmu di lapangan.
Semua anggota tim dari angkatan paling awal hingga anak-anak maba masih berkumpul di roti bakar ATLAS dalam farewell party Nikolas. Semua sangat bergembira dan larut dalam nostalgia yang diceritakan secara berulang-ulang oleh Nikolas dan angkatan nya, generasi emas pertama tim futsal FE UNPAD, saking gembiranya mereka hanya berkata iya saat aku berbasa-basi pamit lalu kabur dari sana.

Sekarang aku berada di warung kopi ini, menikmati segelas kopi kapal api hitam, yang oleh teman sekamarku di tempat kos disebut kopi karuhun, sebatang gudang garam filter kuisap perlahan sambil melihat anak-anak SD main-main api unggun di lapang upacara SD tepat di depan warung kopi. Tampaknya pramuka sedang mengadakan persami malam ini, sambil kuisap dalam garfitku aku teringat kembali Nikolas dan bagaimana semua anggota tim benar-benar menghargai semua pengabdiannya, walau apa yang kami lakukan mala mini tak akan cukup untuk melepas seorang legenda seperti Nikolas.
Penghargaan terhadap Nikolas mengingatkanku pada teman-temanku di Unit Gambar Fakultas, teman-teman yang telah kuanggap sebagai keluarga keduaku, namun itu ternyata hanya masa lalu. Kini setelah aku berhenti di unit gambar mereka melupakanku, mereka tetap berkumpul dan tak pernah mengingatku lagi. Sungguh menyakitkan jika mengingatnya, dulu aku adalah penggerak, kini setelah masa tugasku selesai dengan mudah mereka melupakan pengabdianku. Nikolas dan aku adalah sebuah ironi.

to be continued